building-1080592_1920

Jadi enterpreuner butuh modal dan persiapan yang matang kan mas? Kalo kita sedang menjadi karyawan, apa step awal yang harus saya lakukan untuk menjadi pengusaha mas?

Itulah pertanyaan yang saya dapatkan dari salah satu pembaca artikel Apa Saja yang Dibutuhkan Untuk Menjadi Pengusaha.

Komentar dari rekan tadi sudah saya balas. Berawal dari komentar tersebut saya jadi terinspirasi untuk menulis dansharing pengalaman mengenai bagaimana cara memulai bisnis (menjadi pengusaha) bagi seorang karyawan.

Tentu geliat kewirausahaan tengah begitu menggema saat ini. Beragam kalangan seakan tersedot perhatiannya untuk berlomba-lomba menjadi seorang pebisnis. Mahasiswa, karyawan, pekerja profesional, artis, pelajar, semua tertarik untuk jadi seorangentrepreneur.

Nah bagi teman-teman yang berasal dari keluarga yang berlatar belakang bisnis tentu saja untuk terjun ke bisnis bukanlah perkara sulit. Kita bisa lihat keluarga-keluarga pebisnis, rata-rata anak-anak mereka pun pasti juga dewasanya menjadi seorang pelaku bisnis.

Namun bagaimana dengan kita yang saat ini masih berstatus karyawan? Apakah kita para karyawan juga bisa menjadi seorang pelaku bisnis?

Tentu saja bisa, saya akan bagikan inspirasinya di artikel berikut ini. Ini dia cara memulai bisnis untuk seorang karyawan.

Kelebihan Memulai Bisnis dengan Latar Belakang Sebagai Karyawan

Saya punya seorang teman. Teman saya ini saat ini aktif di bisnis penulisan dan penerbitan. Bahkan beliau terbilang sukses. Kenapa? Karena dari bisnis yang ia jalankan, beliau sanggup melayani klien-klien yang sangat “wah”. Sebut saja institusi seperti KPK, Universitas Multimedia Nusantara, Bina Nusantara adalah sedikit dari banyak klien yang sudah merasakan service dari bisnis beliau.

Teman saya ini latar belakangnya adalah seorang karyawan dan pekerja profesional di bidang penerbitan. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya seorang karyawan ataupun pekerja profesional punya modal yang amat berharga dalam terjun ke bisnis.

Modal tersebut adalah kemampuan manajerial + pemahaman tentang seluk beluk bisnis yang akan ditekuni. Contohnya ya seperti yang teman saya lakukan tadi. Sebelum terjun membuka bisnis (perusahaan) sendiri, beliau sempat menjabat sebagai direktur di berbagai perusahaan penerbitan. Jabatan terakhir beliau sebelum membuka bisnis sendiri adalah sebagai seorang GM di penerbit Tiga Serangkai.

Nah dengan latar belakang semacam itu, tentu saja beliau tahu seluk beluk bisnis penulisan dan penerbitan yang beliau jalani.

Kelebihan membuka bisnis bila sebelumnya kita seorang karyawan, antara lain :

Kita mengetahui seluk beluk bisnis yang kelak akan ditekuni. Jika Anda berkeinginan membuka bisnis di bidang yang tidak jauh dari pekeraan Anda saat ini, maka modal Anda sebagai seorang karyawan akan sangat membantu. Contohnya seperti teman yang tadi saya ceritakan. Ketika kita sudah malang melintang di pekerjaan kita saat ini, tentulah kita tahu seperti apa medan bisnis yang kelak akan kita jalankan.

Kita punya modal relasi. Jika Anda seorang karyawan, tentu Anda punya banyak kenalan. Entah itu di perusahaan tempat Anda bekerja, partner Anda di perusahaan lain dan sebagainya. Nah relasi itulah yang kelak akan sangat bermanfaat bila kita mulai terjun ke bisnis kita sendiri.

Kita punya kemampuan manajerial. Dengan latar belakang kita bekerja di sebuah perusahaan tentu saja setidaknya kita punya kemampuan untuk mengatur dan mengelola sumber daya manusia. Nah hal ini tentu akan sangat bermanfaat bila kedepannya bisnis kita terus bertumbuh.

Setidaknya itulah 3 kelebihan bila kita membuka bisnis dengan latar belakang seorang karyawan.

Dari Mana Kita Harus Memulai Untuk Membuka Bisnis?

Saran dari saya adalah kita terlebih dahulu membentuk karakter produktif dalam diri kita masing-masing.

Ketika kita sudah punya karakter produktif tersebut di mana pun kita berkarya kita akan tetap bermanfaat. Karakter seseorang akan sangat menentukan prestasi yang ia hasilkan.

Seperti apa karakter produktif yang saya maksud? Karakter produktif ini artinya segala sesuatu yang mendukung kita untuk terus produktif dan memberi karya bagi orang lain.

Pantang menyerah, efektif dalam menggunakan waktu, rajin, jujur, adalah sederet contoh karakter positif yang amat mendukung produktivitas. Ketika kita sudah punya karakter-karakter nan positif semacam ini, orang akan yakin untuk berbisnis dengan kita.

Jika saat ini Anda masih menjadi karyawan maka saran saya adalah tingkatkan produktivitas Anda dan berikan hasil sebaik mungkin untuk perusahaan.

Jika tantangan ini bisa Anda lampaui, maka Anda akan sangat BERNILAI di perusahaan tersebut. Begitu Anda menjadi figur yang penting dan berkontribusi, orang-orang akan melirik Anda. Nah dari orang-orang yang melirik itulah kelak akan ada saja yang jadi partner Anda, klien Anda, pelanggan, ataupun orang-orang yang siap mendukung bisnis Anda.

Lakukan apa yang bisa kita lakukan saat ini, berikan karya maka suatu saat “momentum” tersebut akan datang. Begitu momentum tersebut hadir, kita tinggal menggunakannya untuk mulai terjun dan membangun sukses dalam bisnis.

Momentum sukses tadi hanya akan hadir jika kita sudah berupaya sebaik mungkin.

Darimana Mendapat Ide Bisnis dan Model Bisnis Semacam Apa yang Cocok?

Kita bahas mulai dari ide bisnis. Ide bisnis ini bisa datang dari mana saja. Entah itu dari masalah, keseharian kita, dan lain sebagainya. Namun yang terpenting adalah pilihlah ide bisnis yang sudah ada pasarnya. Ini sangat direkomendasikan.

Kenapa? Karena ketika kita membuka bisnis, lalu sudah ada pasar (sudah ada permintaan) maka kita bisa langsung berjualan karena orang butuh produk kita. Lain halnya kalau kita mulai dengan ide yang sangat amat jarang. Ide yang masih “sepi” memang menyimpan potensi untuk meledak dan sukses. Namun ketika kita menggarap pasar yang masih “sepi”, permintaan belum ada, maka kita perlu melakukan yang namanya edukasi pasar. Nah proses edukasi ini yang akan memakan waktu dan belum tentu “nafas” bisnis kita bisa sanggup bertahan sampai pasar siap.

Oleh karena itu mulailah dengan yang paling sederhana, dan apa yang dibutuhkan orang lain.

Untuk model bisnis yang cocok, adalah model bisnis yangcashflow nya harian atau setidaknya bulanan. Cashflow harian artinya uang bisa masuk ke bisnis kita secara harian (rutin hampir setiap hari). Contoh bisnis dengan cashflow harian misalnya rumah makan, jualan pulsa, toko di pasar, warung bakso, dan lain sebagainya.

Nah kenapa harus cashflow harian? Jawabannya adalah karena bisnis yang baru dimulai perlu yang namanya uang. Uang untuk apa? Untuk operasional, bayar gaji karyawan, biaya kegunaan (seperti biaya listrik, telepon, dsb), untuk kulakan, dan lain sebagainya. Kalau kita menjalankan bisnis dengan cashflow yang sifatnya lebih dari 1 bulan (misal 6 bulan atau 1 tahun) tentu kita perlu menanti lebih lama sampai uang masuk ke kas kita.

Sampailah kita pada kesimpulan. Inilah kesimpulan aritkel kali ini.

Sebaik-baiknya sebuah bisnis, adalah bisnis yang segera dimulai. Bisnis yang bukan hanya sebatas rencana dan angan-angan. Terjun, langkahkan kaki Anda ke medan bisnis. Jual sesuatu dan tebar manfaat dari sana.

Semoga bermanfaat ya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *